PENGALAMAN DIKLAT PRAJABATAN PT PLN (PERSERO) ANGKATAN 71
SAMAPTA

            Hari itu pada tanggal 15 Desember 2019, para peserta dari Semarang berangkat menuju ke Bogor. Sempat disampaikan oleh senior kalau kami akan melaksanakan kegiatan samapta di Pusdikzi (Pusat Pendidikan Zeni TNI AD) di Bogor. Perjalanan Semarang-Bogor ditempuh ±10 jam, dengan menggunakan dua armada bus dari PLN. Rombongan berangkat pukul 19.00 kacamata sampai rest area Cibubur pukul 04.00. Seluruh peserta melaksanakan kegiatan solat subuh dan pembersihan. Pukul 06.00 melanjutkan perjalanan menuju Pusdikzi Bogor.
            Perasaan was-was dan deg-deg an karena baru pertama kali mengikuti samapta, yang notabene sama sekali belum ada pandangan tentang samapta. Masuk gerbang Pusdikzi kami disambut dua tentara yang sedang membuka gerbang. Saat itu kami langsung diminta turun dari bus membawa koper dan tas masing-masing. Kami diarahkan untuk berbaris dan berjalan menuju lapangan upacara sambil bernyanyi keras. Aku masih inget banget, lagu pertama yang kami nyanyikan adalah Garuda Pancasila dan Halo-Halo Bandung. Sesampainya di lapangan upacara kami diarahkan untuk mengambil peralatan seperti sleeping bag, baju hijau rimba lengkap dengan sepatunya.
            Saat itu kami dikenalkan dengan masing-masing pelatih di Pusdikzi yang notabene mereka semua adalah TNI AD. Bayangan menakutkan timbul dalam pikiran. Beberapa aturan yang harus kita taati antara lain, “dilarang memanggil pak atau buk, wajib respect terhadap sekitar, wajib lari terbirit-birit, wajib gerakan patah-patah, tap-tap-tap, dan masih banyak lagi”. Dalam hati aku berpikir, perjuangan baru akan dimulai kawan. Kami tim wanita tangguh dibina oleh pelatih winarni. Kami diarahkan untuk berganti baju hitam putih jadi baju rimba. Kami diperintahkan untuk ganti baju hanya 1 menit saja. Konsekuensi apabila terlambat disuruh tiarap. Akhirnya dengan cepat tepat berusaha untuk menepatkan waktu ganti baju. Selesai ganti kami diminta untuk lari menuju lapangan upacara untuk melaksanakan gladi bersih upacara pembukaan samapta. Pukul 12.00 kami diarahkan untuk makan siang, dengan keringat bercucuran kami lari terbirit-birit sambil bernyanyi keras menuju ruang makan. Mungkin kebanyakan orang, makan adalah kegiatan yang menyenangkan namun berbalik untuk kami. Makan pagi, siang dan sore adalah hal trauma yang dialami ketika samapta. Setiap kali makan, kami mendapatkan jatah 1 centong porsi kuli ditambah 2 lauk besar-besar dan sayur buahnya. Setiap kali makan, kami disuruh ngabisin seluruh makanan tanpa sisa, buahnya ditaruh atas kepala wajib tidak jatuh, makan dengan waktu hanya 3 menit saja, gilaa!!!!!!. Teriakan-teriakan pelatih “ayo cepa’ lagi cepa’ lagi, dorong pakai air itu” sangat annoying waktu itu. Banyak teman kami yang muntah karna tidak kuat untuk makan porsi besar dengan tempo sesingkat-singkatnya. Pengen nangis awal-awal, tapi ya gimana lagi.
            Hari pertama samapta, kegiatan kami antara lain upacara pembukaan dan masa orientasi samapta. Upacara pembukaan masih sangat wajar kegiatannya, tapi tidak untuk kegiatan masa orientasi. Pada kegiatan masa orientasi di lapangan rumput penuh lumpur posisi hujan rintik-rintik, seluruh peserta disuruh guling-guling, push-up, merayap lele, merayap punggung, dan tiarap. Kegiatan itu banyak dari kami yang pusing kliyengan akibat guling-guling bahkan ada yang mau muntah tapi ditahan. Kami disuruh untuk membaca dengan keras kalimat “Berpikir, Bersikap dan Bertindak Terbaik bagi Negara dan Bangsa”. Kalimat itu selalu kami ingat sebagai peserta samapta dan wajib diamalkan dalam aktivitas sehari-hari. Kegiatan masa orientasi tidak cukup sampai disitu, pukul 16.00 kami diarahkan untuk mandi bersama. Kami sangat senang karna mau pembersihan, tapi pemikiran kami ternyata tidak sesuai kenyataan yang dihadapi. Kalau kalian tahu sungai yang kotor penuh limbah, nah disitu kami saling membersihkan pakaian kotor kami. Sangat lucu tapi speechless banget, secara kami posisi kotor, harusnya mandi eh malah disuruh masuk ke sungai kotor (got) dong. Bayangin aja baju dan sepatu kami basah penuh air bahkan ada plankton air yang nempel ke baju kami. Setelah kami selesai mandi di sungai, kami diperkenalkan semua tempat di Pusdikzi, beberapa tempat yang diinformasikan pelatih antara lain, Aula AH Nasution, Aula Jendral Sudirman, Barak (kamar tidur), ruang pembina, dapur dan ruang makan, masjid, lapangan besar, lapangan hitam, dan masih banyak tempat lagi. Kelar pengenalan tempat kami diarahkan untuk makan malam, nah mulai ku amati satu persatu wajah teman-teman yang ditekuk. Muka-muka tidak mau makan karna tau sendiri ketika kita makan akan dimulai penderitaan baru hehe... Penderitaan makan cepat dan ngeliat orang muntah. Selesai kegiatan makan, kami masih terus digembleng dengan berbagai kegiatan fisik. Hingga pukul 22.00 kacamata, kami disuruh untuk istirahat di Barak, beralaskan dan berselimutkan sleeping bag dengan keadaan masih basah. Oh iya, aku mau ngasih tau, kalo kami tidak diizinkan untuk mengganti baju basah kami yang barusan dari sungai. Artinya, baju akan basah dan kering dibadan. Bayangin aja betapa dinginnya malam itu. Kegiatan tidak berhenti di malam itu saja, mungkin kalian pikir setelah pukul 22.00 kami akan istirahat. Pukul 03.00 kami mendengar sirine kumpul, kami harus kumpul dalam posisi lengkap berseragam di lapangan hitam. Posisi nyawa masih di sleeping bag tapi dipaksa untuk bangun dan siap siaga di lapangan. Sesampainya kami di lapangan, kami diminta buat merayap, guling kanan-kiri, bawa sleeping bag, sikap push-up hingga sikap tobat (posisi sujud dengan kedua tangan dibelakang punggung). Banyak dari kami yang kliyengan gak jelas karna posisi kami kaget baru bangun tidur, masih ngantuk dan capek banget lalu disuruh kegiatan seperti itu. Semua itu berakhir ketika kami mendengar solat subuh. Kegiatan selanjutnya solat subuh dan pembersihan.
            Kegiatan samapta ini berjalan sepuluh hari, hari-hari kami dilewati dengan kegiatan yang sama, namun ada beberapa kegiatan tambahan yang tentunya selalu menjadi kejutan bagi kami.  Kegiatan wajib yang kami lakukan antara lain, kegiatan in class  yang diinstrukturi oleh Guru Militer, PBB, latihan demonstrasi. Kegiatan tambahan kami antara lain makan berat, makan ekstra puding (jajanan pasar), korvey (piket) barak, korvey kelas, korvey kamar mandi. Kegiatan in class  kami belajar banyak hal tentang kepemimpinan, dunia militer, organisasi dan beberapa materi wawasan kebangsaan lainnya. Pada saat kami belajar di kelas banyak dari kami yang ngantuk dan bahkan tidur (microsleeping) posisi lagi nulis. Lucunya nih ya, aku lagi dengerin gumil (guru militer) jelasin, tapi posisi lagi tidur, ada temenku yang ijin buat ke kamar mandi cuci muka. Eh pas aku kebangun dari tidur, ternyata aku nulis dibuku tulis tulisan cuci muka dong, dan semua itu aku gak sadar. Mungkin karena dialam bawah sadar kali ya hehehe. Hal yang paling menyenangkan ketika di kelas, dan bahkan itu menjadi obat mujarab agar tidak ngantuk adalah melihat teman yang sedang tidur di kelas dan membangunkan mereka. Ekspresi mereka yang sangat lucu seperti (kepala patah kebawah, mulut menganga, terkantuk-kantuk hingga kaget) membuat kami dan gumil menggelengkan kepala. Bahkan, jika ketahuan oleh Batih (Bintara Pelatih) kepala kami dikocok-kocok dan ditepuk jidatnya supaya tidak ngantuk kembali. Selesai kegiatan inclass, kami diwajibkan untuk latihan demontrasi penutupan. Kegiatan demonstrasi yang akan kami tunjukkan waktu itu antara lain, senam balok, Bela diri militer, snapling, halang rintang dan yel-yel. Latihan demonstrasi membuat waktu malam kami begitu cepat namun melelahkan. Saat itu aku tergabung pada demonstrasi senam balok.
            Kegiatan outbond di lawang gintung juga menjadi bagian dari cerita mengesankan. 231 peserta samapta diajak ke lawang gintung dengan menaiki kendaraan TNI pusdikzi. Kami merasa senang karna bisa menghirup udara bebas meski hanya beberapa jam saja, melihat keadaan dan keramaian Bogor dari balik kendaraan. Kegiatan outbond yang kami lakukan adalah snapling atau mountainering, jaring laba-laba, jembatan dua tali dan jembatan satu tali. Selesai kegiatan outbond kami diarahkan untuk kembali ke Pusdikzi. Di perjalanan rasanya mau ngiler saja, karna kami melihat berbagai makanan yang sangat menggiurkan. Misalnya aja, bakso, batagor, KFC, Mcd, dan masih banyak lagi. Secara kami dilarang makan-makanan yang tinggi MSG, minyak dan makanan junkfood lainnya.
            Kegiatan selain outbond yang tentunya menantang adalah kegiatan alam. Kegiatan tersebut dilaksanakan di lereng gunung salak. Kami menginap satu hari satu malam. Beberapa kegiatan yang kami wajib ikuti adalah, mapping area, caraka malam, dan survival. Kegiatan mapping area ini, kami dibagi menjadi 16 kelompok dan dibimbing tentang cara membaca peta dan kompas yang baik. Kami diarahkan untuk berjalan sesuai dengan koordinat peta tersebut. Kegiatan caraka malam, kegiatan yang paling menyeramkan dipikiran kami. Dalam kegiatan caraka malam, kami per pleton diminta berjalan masing-masing 1 pasang, berjalan dijalan satu tapak dengan pencahayaan senter saja. Di malam yang mendung dan gerimis tipis itu yang ada dibenak kami hanya berdoa agar selamat saja. Kami hanya melihat rafia sebagai petunjuk jalan. Beberapa dari kami mendengar suara-suara yang menyeramkan misalnya suara babi, suara orang menangis dan orang ketawa. Seremnya kami mendengar orang sedang membaca alquran dengan suara horor. Sebelumnya kami diberi tahu kalau itu semua rekayasa pelatih, namun malam itu antara suara nyata atau sandiwara sudah menjadi satu. Tujuan kegiatan caraka malam adalah melatih kami untuk terus survive dalam keadaan apapun dan menjaga segala rahasia yang akan kami sampaikan ketika di finish. Caraka malam menjadi kegiatan penutup kami malam itu. Keesokan harinya kami melakukan kegiatan survival. Kegiatan survival antara lain memotong dan membakar ular piton dan biawak. Kami diwajibkan untuk makan daging tersebut. Dibenakku apakah boleh dalam agama memakan ular dan biawak?. Namun, kata pelatih kami, itu akan menjadi halal apabila dalam keadaan mendadak agar bertahan hidup. Hal itu menjadi hal yang mengesankan karna for the first time aku makan daging ular. Kegiatan survive lain yang tidak kalah mengesankan adalah bermain pinbal. Kegiatan di lereng gunung salak menjadi salah satu kegiatan penutup samapta kami. Genap sepuluh hari kami mengikuti samapta, keesokan harinya kami melakukan kegiatan penutupan upacara dan demostrasi.
Sepuluh hari dibina dan ditempa di Pusdikzi TNI AD Bogor membuatku terus menghitung hari, namun seiring berjalannya waktu, seiring kami saling mengenal satu sama lain waktu bergulir cepat. Tak terasa sudah sepuluh hari kami samapta. Pukul 10.00 kami diarahkan masuk ke kendaraan Pusdikzi dan diantar menuju Pusdiklat Cibogo untuk mengikuti program pengenalan perusahaan dan pembidangan kurang lebih satu bulan. Hikmah yang bisa kami ambil dalam kegiatan samapta adalah jiwa korsa, respect kepada sesama, tangkas dan tanggap, mampu membaca situasi serta integritas. Sebagai calon karyawan PLN kami diharuskan tidak hanya unggul dibidang prestasi akademik, tapi juga unggul dalam soft competency. Semangat Angkatan 71. Semoga kalian selalu sehat dan tetap semangat., Jangan lupa gerakan tap-tap, sunyi, cepat dan tepat seperti angin. Hehehe



SEE YOU ON THE TOP GAESS
(Bogor, 11 Januari 2020)
Badriatus Soleha (RIA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini