Sang Paradigma Pembangunan
SANG PARADIGMA PEMBANGUNAN
Badriatus
Soleha (14810134024)
Terjadi
pergeseran paradigma, perempuan Indonesia menjadi sorotan utama negara dalam
pembangunan. Mereka dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas negara. Mereka memiliki
kedudukan yang sama dan sederajat dengan laki-laki sebagai sumber daya yang
berkualitas. Terdapat tiga hal yang menjadi landasan untuk mengoptimalkan peran
perempuan. Pertama, berkaca pada peran sumber daya dalam pembangunan pra serta
pasca reformasi, kedua melihat potensi perempuan terhadap pembangunan, ketiga mewujudkan
bagaimana perempuan memerankan pembangunan negara.
Pembangunan Pra dan Pasca Reformasi
Pembangunan
Negara merupakan kegiatan yang telah diamanatkan kepada seluruh rakyat. Amanat
ini telah disampaikan dalam Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi “melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah indonesia memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta melaksanakan ketertiban dinia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial Negara”.
Pembangunan negara
pra reformasi menekankan pada kekuasaan politik. Hal ini dikuatkan dalam
Trisakti “kerdaulatan dalam politik,
berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang sosial budaya”.
Politik memegang dalam segala urusan negara, termasuk pembangunan. Semua aspek
negara diatur oleh sang penguasa. Selama tiga puluh dua tahun masa orde baru
tidak ada perubahan pembangunan yang signifikan. Hal ini disebabkan adanya
krisis moneter yang menghambat pembangunan. Pemanfaatan sumber daya manusia
khususnya perempuan dibawah mayoritas.
Pembangunan
masa reformasi mengutamakan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Kebebasan pendapat dan suara rakyat diangkat kembali. Kebebasan pers
diberlakukan sebagai wadah suara rakyat. Dengan hadirnya reformasi pembangunan
lebih terkontrol. Pemerintahan pada masa ini menyerahkan wewenangnya kepada
Pemerintahan Daerah untuk merencanakan, melaksanakan pembangunan negara secara
terpadu. Sehingga rakyat dapat menentukan pembangunan yang mereka inginkan.
Perempuan
dan Pembangunan
Cerita
pembangunan negara di era orde baru dan era reformasi menjadi sebuah sejarah.
Sejarah menjadikan generasi bangsa terus berkaca atas pengalaman tempo dulu.
Pemanfaatan sumber daya di Indonesia sangat menentukan keberhasilan suatu
pembangunan negara. Kekayaan alam di Indonesia telah diatur dalam UUD 1945
Pasal 33 ayat 3. Indonesia adalah negara kepulauan. Banyak negara menyebut
Indonesia adalah negara martitim.
Kekayaan alam yang
melimpah jika dimanfaatkan secara maksimal maka pembangunan negara akan
berhasil. Namun kekayaan alam tidaklah cukup sebagai faktor pembangunan. Sumber
daya alam yang melimpah harus diimbangi dengan pemanfaatan sumber daya manusia.
Jumlah penduduk di Indonesia saat ini adalah 52.370.792 jiwa
yang didominasi oleh perempuan. Jumlah ini sangat potensial untuk pembangunan nasional. Peran perempuan dalam pembangunan bangsa Indonesia sangat besar dan merupakan aset bangsa yang potensial dan kontributor yang
signifikan dalam pembangunan bangsa baik sebagai
agen perubahan maupun subyek pembangunan
Jumlah sumber
daya manusia yang sangat banyak ini harus dioptimalkan dalam mewujudkan
pembangunan negara yang berkualitas. Laki-laki dari awal pembangunan sangat
memegang peran penting di dalamnya. Hal ini membuat pemikiran masyarakat bahwa
hanya seorang laki-lakilah yang hanya mengerjakan segala aktivitas. Perempuan
dimarjinalkan dalam urusan-urusan yang berhubungan dengan kerja otot.
Sebelum kemerdekaan
perempuan masih sulit untuk mendapat haknya dalam bidang budaya, sosial dan
hukum karena mereka memiliki keterbatasan ruang gerak. Peran laki-laki dianggap
lebih bisa menduduki hak diatas perempuan. Permasalahan yang paling mendasar
adalah sulitnya mendapat hak perempuan Indonesia berhubung banyaknya
diskriminasi perempuan di Indonesia, contohnya dalam hal pekerjaan.
Bahkan saat inipun,
perempuan seringkali kesulitan untuk mendapat hak akses dan informasi untuk
bisa berkembang merambah dunia kerja yang lebih luas. Mereka bekerja tanpa
mengandalkan keterampilan tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut membuat
perempuan di Indonesia sulit untuk mendapatkan upah dan jabatan setara dengan
laki-laki. Disamping diskriminasi dalam bidang pekerjaan, masih banyak
diskriminasi-diskriminasi perempuan di bidang lainnya. Ketidakadilan dan
otoritas perusahaan kepada pekerjanya sudah dialami oleh perempuan, hal ini
disebabkan karena kurang tegasnya hukum yang mengatur tentang keadilan,
perlindungan dan kesetaraan gender. Kondisi seperti ini membuat perempuan
semakin terpuruk dalam hal pekerjaan dan pengoptimalan peran.
Perempuan
Memerankan Pembangunan
Keterbelakangan
yang terjadi pada perempuan tidak lantas membuat perempuan mundur. Banyak
emansipator-emansipator baru di Indonesia yang menjadikan perempuan memiliki
kedudukan sama dengan laki-laki. Kemampuan perempuan yang sudah diakui sama
dengan kemampuan laki-laki seharusnya juga membuat perempuan di Indonesia
bangkit dan semangat untuk ikut andil dalam pembangunan negara.
Terlebih dikuatkan
oleh Presiden RI kelima yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri, demikian pula di
lembaga legislatif dan yudikatif dominan beranggotakan perempuan. Sesudah
dibuktikan oleh Presiden RI kelima, perempuan memegang urusan penting dalam
pembangunan. Misalnya, pembangunan ekonomi dibuktikan oleh Sri Mulyani yang
menjabat sebagai Direktur Bank Dunia, dalam pembangunan pendidikan, banyak
diperankan oleh perempuan misalnya guru dan lain sebagainya.
Perempuan tidak
boleh ragu dalam mengambil dan menempati posisi yang strategis dalam
pembangunan negara karena mereka juga memiliki peran dalam mewujudkan
pembangunan negara yang transparan, untuk kesejahteraan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kehadiran perempuan diharapkan memberikan sumbangsih dalam
pembangunan negara yang didasari pada Trisakti.
Diperlukan solusi
untuk mengoptimalkan peran perempuan untuk mewujudkan pembangunan yang
profesional. Solusi yang dapat memberikan
perubahan pembangunan Indonesia masa kini. Berikut solusi yang bisa
dilakukan, antara lain :
Pertama menumbuhkan
niat dan kesadaran dalam diri perempuan bahwa mereka sangat memerankan dalam
pembangunan. Hal ini bisa dilakukan melalui kegiatan perempuan seperti PKK dan
Dharma Wanita. Kedua organisasi ini sudah menjadi wadah bagi perempuan untuk
berperan aktif dalam pembangunan negara. Dengan masuknya perempuan ke dalam
organisasi pemerintahan, swasta, keagamaan, maupun LSM dapat menentukan maju
mundurnya organisasi tersebut. Maju mundurnya organisasi mempengaruhi
pembangunan negara.
Kedua, menyiapkan
kader pemimpin bangsa berawal dari kehidupan sebuah keluarga. Perempuan sangat
dibutuhkan dalam pembentukan karakter keluarga. Bila perempuan baik maka akan
mencetak generasi yang baik dan bertanggung jawab. Tidak mungkin akan terbentuk
keluarga yang berkualitas jika tidak meningkatkan kualitas perempuan. Kualitas
pendidikan perempuan merupakan aspek penting pembangunan bangsa. Kesehatan perempuan juga harus ditingkatkan seiring dengan upaya
peningkatan akses pendidikan, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dan
pelayanan kesehatan.
Ketiga,
pemerintah menyediakan wadah pendidikan dan lapangan pekerjaan bagi perempuan
Indonesia. Pemberian beasiswa pendidikan bagi perempuan tidak mampu, Pemberikan
kesempatan yang luas bagi perempuan untuk mengeksplor dirinya melalui kegiatan
sosial, dan Penyediakan pelatihan-pelatihan wirausaha untuk mengisi lapangan
kerja di Indonesia.
Keempat
adalah optimisme perempuan harus ditingkatkan, mengingatkan kepercayaan diri
itu juga penting. Perempuan tidak perlu ragu dalam mengambil tindakan jika
memang itu positif. Dukungan sangat diperlukan untuk memberikan motivasi bagi
perempuan agar mereka dapat memerankan pembangunan nasional. Jika semua
bersinergi dengan baik dan saling berkontribusi perempuan Indonesia akan
menjadi pemeran bersama dengan laki-laki dalam pembangunan nasional.
Semoga bermanfaat :)
BalasHapus